Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ekonomi Indonesia pernah tumbuh di level 7-8% pada tahun 1990-an, tepatnya di era Presiden ke-2 Soeharto.
Pada periode 1989-1996 atau pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu terjaga secara rata-rata di level 8%.
“Dalam 50 tahun terakhir dalam sejarah Indonesia, pertumbuhan tertinggi yang sebetulnya pernah kita capai ialah pada era 1990-an, saat kita bisa memperoleh pertumbuhan ekonomi di kisaran 8%. Ini sama persis dengan India saat ini. Itu kenapa sekarang setiap orang memuji-muji India kini dan seperti China selama dua dekade terakhir,” kata Sri Mulyani dalam acara Bank Dunia, dikutip Selasa (24/9/2024).
Namun, ia menekankan tren laju pertumbuhan ekonomi yang seperti India itu tidak berlangsung lama di Indonesia. Pada era 2000-an ekonomi Indonesia terbilang stagnan selama 24 tahun terakhir hingga kini dengan rata-rata pertumbuhan di kisaran 5%. Hal ini yang menyebabkan Indonesia belum mampu lepas dari middle income trap.
“Di era saat ini, ketika ada ancaman perubahan iklim, tantangan teknologi digital, perang, geopolitik, serta ketidakpastian ekonomi yang muncul dari tekanan inflasi di negara-negara maju, bagaimana kita bisa mencapai 6% atau bahkan 7%?” ucap Sri Mulyani.
Oleh sebab itu, ia menegaskan kunci untuk bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih cepat ke depan ialah dengan melakukan reformasi struktural yang lebih taktis. Artinya, pembangunan modal manusia dan infrastruktur harus bisa dilakukan lebih rinci dan mudah diimplementasikan.
“Ini juga tentang meningkatkan daya saing industri hilirisasi di Indonesia. Jadi, reformasi struktural tersebut adalah kunci untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah,” tegas Sri Mulyani.