
Negara-negara Teluk Arab berjanji ke Iran bahwa mereka akan netral dalam konflik Teheran dan Israel. Hal ini disampaikan mereka dalam pertemuan di Doha, Qatar pekan ini.
Dua sumber mengatakan negara-negara Teluk Arab berusaha meyakinkan Iran tentang kenetralan mereka dengan alasan kekhawatiran bahwa eskalasi kekerasan yang lebih luas dapat mengancam fasilitas minyak mereka.
Menteri dari negara-negara Teluk Arab dan Iran yang menghadiri pertemuan negara-negara Asia yang diselenggarakan oleh Qatar. Pertemuan ini memusatkan diskusi pada de-eskalasi, menurut sumber tersebut.
“Negara-negara Teluk berpikir tidak mungkin Iran akan menyerang fasilitas minyak mereka, tetapi Iran memberikan petunjuk bahwa mereka mungkin akan menyerang dari sumber-sumber tidak resmi. Itu adalah alat yang dimiliki Iran untuk melawan AS dan ekonomi global,” kata Ali Shihabi, seorang komentator Saudi yang dekat dengan Royal Court, seperti dikutip Reuters, Selasa (8/10/2024).
“Pesan GCC kepada Iran adalah, ‘tolong deeskalasi’,” kata Shihabi, merujuk pada Dewan Kerja Sama Teluk yang terdiri dari UEA, Bahrain, Arab Saudi, Oman, Qatar, dan Kuwait.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian, yang berbicara di acara tersebut di Doha, mengatakan Iran akan siap untuk menanggapi dan memperingatkan agar tidak “diam” dalam menghadapi “hasutan perang” Israel.
“Segala jenis serangan militer, aksi teroris, atau melewati batas merah kami akan ditanggapi dengan tanggapan tegas oleh angkatan bersenjata kami,” katanya.
Iran telah melancarkan serangan terbesarnya terhadap Israel pada Selasa. Serangan dilakukan sebagai pembalasan atas pembunuhan Israel terhadap para pemimpin senior Hamas dan Hizbullah serta operasinya di Gaza dan Lebanon.
Teheran mengatakan serangannya telah berakhir, kecuali ada provokasi lebih lanjut, tetapi Israel telah berjanji untuk membalas dengan keras.
Media AS, Axios, mengutip pejabat Israel, melaporkan pada Rabu bahwa Israel dapat menargetkan fasilitas produksi minyak di dalam Iran sebagai pembalasan.
Iran tidak mengancam akan menyerang fasilitas minyak Teluk tetapi telah memperingatkan bahwa jika “pendukung Israel” campur tangan secara langsung, kepentingan mereka di kawasan itu akan menjadi sasaran.
Pengekspor minyak utama Arab Saudi telah melakukan pemulihan hubungan politik dengan Teheran dalam beberapa tahun terakhir, yang telah membantu meredakan ketegangan regional, tetapi hubungan keduanya tetap sulit.
Arab Saudi telah waspada terhadap serangan Iran terhadap fasilitas minyaknya sejak serangan tahun 2019 terhadap kilang utamanya di Abqaiq yang sempat menutup lebih dari 5% pasokan minyak global. Iran membantah terlibat dalam kasus tersebut.