Politik Mereda – Wait and See Simposium The Fed, Rupiah Ditutup Hijau!

Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Jumat (23/8/2024).

Penguatan terjadi di tengah wait and see hasil simposium the Fed nanti malam dan mulai meredanya politik dalam negeri setelah DPR membatalkan revisi RUU Pilkada.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup di Rp15.485/US$ pada hari ini, menguat 0,71% dari harga penutupan kemarin, Kamis (22/8/2024). Penguatan ini terjadi setelah rupiah ditutup melemah pada perdagangan dua hari terakhir.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) mengalami pelemahan sebesar 0,09% ke titik 101,41.

Penguatan rupiah terjadi seiring dengan mereda politik dalam negeri setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memutuskan untuk membatalkan rapat paripurna yang bertujuan merevisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada Jumat (23/8/2024).

Keputusan ini diambil menyusul demonstrasi besar-besaran yang digelar oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan kelompok buruh pada Kamis (22/8/2024).

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, memastikan tidak ada rapat paripurna jelang akhir pendaftaran Pilkada pada 27 Agustus 2024.

“Rapat paripurna kalaupun mau dilaksanakan itu tanggal 27 Agustus yang kita tahu, sama-sama tahu, sudah masa pendaftaran. Sehingga kami merasa bahwa lebih baik itu tidak dilaksanakan karena masa pendaftaran sudah telat,” tegas Dasco, kemarin (23/8/2024).

Sementara itu, dari eksternal akan ada Simposium Jackson Hole ke 47. Pertemuan ini mengusung tema “”Reassessing the Effectiveness and Transmission of Monetary Policy.”

Dalam simposium tersebut, para peserta yang hadir akan membahas isu-isu perekonomian dunia saat ini.

Acara ini menarik perhatian investor karena Teh Fed biasanya akan menyampaikan pidato formal dan wawancara yang dapat memberikan dampak yang cukup berat bagi pasar ke depan.

Melalui simposium tahun ini, Chairman The Fed Jerome Powell diharapkan bisa memberikan petunjuk yang lebih jelas mengenai arah suku bunga ke depan, kapan pemangkasan, hingga apakah inflasi saat ini sudah cukup memberi ruang bagi pemangkasan suku bunga.

Investor juga berharap Powell akan menyampaikan pandangannya mengenai meningkatnya tingkat pengangguran. Seperti diketahui, inflasi AS melandai ke 2,9% pada Juli 2029 yang merupakan terendah sejak Maret 2021.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*