Pasar saham Asia-Pasifik dibuka lebih tinggi pada hari Senin setelah pekan yang bergejolak dengan penjualan besar-besaran yang diikuti oleh pemulihan tajam, terutama di saham Jepang.
S&P/ASX 200 Australia dibuka 0,75% lebih tinggi. Kospi Korea Selatan dibuka dengan kenaikan 1,20%, sementara Kosdaq yang berkapitalisasi kecil naik 1,42%.
Futures indeks Hang Seng Hong Kong berada di 17.062, sedikit lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 17.090,23. Sedangkan pasar Jepang ditutup karena libur.
Para pelaku pasar pada hari Senin akan menilai data inflasi dan output industri dari India. Saham-saham Asia memulai minggu ini dengan tenang pada hari Senin karena hari libur di Jepang menghilangkan salah satu sumber volatilitas baru-baru ini, dan investor bersiap untuk data ekonomi utama dari AS dan China guna memperbarui prospek pertumbuhan global.
Yang menjadi perhatian utama Federal Reserve adalah data harga konsumen AS pada hari Rabu, di mana para ekonom memperkirakan kenaikan 0,2% untuk headline dan inti, dengan inflasi inti tahunan melambat sedikit menjadi 3,2%.
“Hal ini kemungkinan akan meningkatkan kepercayaan The Fed bahwa proses disinflasi sedang berlangsung, memungkinkan pemotongan suku bunga pada bulan September. Namun, laju inflasi inti yang masih di atas target juga akan mengurangi kemungkinan pemotongan yang lebih besar sebesar 50 basis poin atau pemotongan suku bunga di luar jadwal,” kata analis di Barclays dalam sebuah catatan.
“Selain itu, kami memperkirakan peningkatan yang kuat sebesar 0,8% m/m dalam penjualan ritel headline, yang menunjukkan ketahanan berkelanjutan pada mesin ekonomi, yaitu konsumen, didukung oleh fundamental pendapatan dan kekayaan yang solid.”
Selain data penjualan ritel bulan Juli, ada juga data tentang output industri dan pembangunan perumahan, serta beberapa survei tentang manufaktur regional dan sentimen konsumen.
Pasar futures saat ini mengindikasikan peluang 49% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September, meskipun angka tersebut turun dari 100% seminggu yang lalu ketika ekuitas Jepang mengalami kejatuhan besar.