
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor pada penutupan perdagangan Selasa (20/8/2024).
IHSG ditutup melesat 0,9% ke posisi 7.533,98. Penguatannya yang cukup kencang di akhir perdagangan hari ini membawa indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut kembali mencetak rekor tertinggi (all time high/ATH) barunya pada hari ini.
Tak hanya kembali mencetak rekor, perdagangan pada hari ini juga cukup ramai, di mana nilai transaksinya mencapai Rp 19 triliun dengan volume transaksi mencapai 22 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 362 saham menguat, 195 saham melemah, dan 227 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor konsumer non-primer kembali menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 1,65%. Adapun sektor keuangan dan kesehatan juga turut menopang IHSG masing-masing 1,6% dan 1,25%.
Dari sisi saham, emiten perbankan yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar IHSG yakni mencapai 14,4 indeks poin.
Selain BBRI, adapula saham perbankan Himbara besar lainnya yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 4,7 indeks poin dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 4,67 indeks poin.
IHSG berhasil kembali mencetak rekor tertingginya lagi pada hari ini, dipengaruhi oleh berbagai sentimen domestik dan global. Dari dalam negeri, sentimen terkait reshuffle kabinet yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin masih menjadi perhatian pasar hingga hari ini..
Dalam reshuffle tersebut, beberapa menteri digantikan, termasuk Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly, yang posisinya diambil alih oleh Supratman Andi Agtas.
Selain itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga digantikan oleh Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Pergantian ini signifikan karena Yasonna dan Arifin dikenal dekat dengan PDIP dan Megawati, sementara penggantinya lebih dekat dengan Prabowo dan Jokowi, yang dapat memanaskan hubungan politik antara kedua kubu tersebut.
Selain reshuffle kabinet, perhatian investor juga tertuju pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), yang berlangsung mulai hari ini hingga Rabu (21/8/2024). Adapun hasil rapat tersebut diumumkan pada siang esok hari.
Salah satu isu paling krusial yang ditunggu pasar adalah kebijakan suku bunga BI. Setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) memberikan sinyal untuk memangkas suku bunga pada September, BI diperkirakan akan mengikuti langkah tersebut.
Namun yang pastinya, BI melihat kondisi lainnya sebagai acuan untuk memangkas suku bunga, terutama terkait stabilitas rupiah. Pada pertemuan bulan ini, BI diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuannya di level 6,25%.
Penurunan suku bunga diharapkan dapat mendorong peningkatan kredit dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama setelah BI sebelumnya menaikkan suku bunga sebesar 275 basis poin (bp), dari sebelumnya 3,5% pada Juli 2022 menjadi 6,25% pada Agustus 2024.
Di sisi eksternal, sentimen dari luar negeri, khususnya dari China, juga memainkan peran penting.
Bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) memutuskan untuk menahan suku bunga pinjaman (loan prime rate/LPR), baiku tenor satu tahun maupun lima tahun, setelah pada pertemuan sebelumnya menaikan keduanya.
Keputusan ini menunjukkan stabilitas kebijakan moneter China di tengah ketidakpastian global, yang pada akhirnya turut mempengaruhi pergerakan pasar keuangan Indonesia.