Bocor! Dubes Rusia Blak-blakan Kondisi Perang-Status Politik Zelensky

Foto: Duta Besar Baru Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievic Tolchenov. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Rusia dan Ukraina dilaporkan mencapai kesepakatan gencatan senjata parsial di Qatar. Namun rencana tersebut dilaporkan gagal dilakukan lantaran pasukan Kyiv menyerang wilayah Kursk di Rusia.

Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich Tolchenov, buka-bukaan terkait pembicaraan damai (peace talk) dan gencatan senjata tersebut. Ia mengatakan pihak Rusia dan Ukraina sempat melakukan perundingan damai segera setelah dimulainya operasi militer khusus pada Maret dan April 2022.

“(Saat itu) kami telah melakukan perundingan di Turki, dan kami bahkan berhasil mencapai, merampungkan, dan bahkan -jika saya tidak salah- menginisialisasi perjanjian damai antara kedua belah pihak,” katanya dalam pertemuan pertama dengan rekan media di kantor Kedutaan Besar Rusia di Jakarta Selatan pada Selasa (20/8/2024).

Saat itu, kata Tolchenov, pihak Ukraina siap untuk menandatangani. “Tetapi kemudian, karena posisi beberapa negara Barat, membujuk Ukraina untuk terus berjuang dan tidak mencapai kesepakatan damai. Kami sedang mencari putaran perundingan damai lainnya, tetapi ada beberapa masalah yang perlu diselesaikan,” tambahnya.

Tolchenov pun menyebut muncul perdebatan apakah Rusia masih harus melakukan perundingan dan rancangan perjanjian damai, meski Ukraina menarik diri dan melakukan serangan ke wilayahnya.

Ia juga mempertanyakan pembicaraan damai ini harus dibicarakan kepada pemerintahan Ukraina yang mana, sebab Volodymyr Zelensky seharusnya sudah tak lagi menjabat sebagai Presiden Ukraina per 2024.

“Menurut konstitusi Ukraina, sejak Mei tahun ini, Zelensky sudah tidak boleh menjadi presiden resmi negara karena masa jabatannya telah berakhir. Menurut Konstitusi, jika tidak ada pemilihan umum lagi, kepala negara -kalau saya tidak salah- harus menjadi Ketua Parlemen Ukraina,” katanya. “Jadi ini telah menjadi masalah.”

Selain itu, kata Tolchenov, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyebutkan beberapa syarat lain kapan pihaknya siap untuk melanjutkan perundingan perdamaian. Salah satunya Putin ingin semua pasukan Ukraina ditarik dari wilayah Federasi Rusia.

“Itu artinya wilayah baru kita, seperti Zaporizhzia, Kherson, Donetsk, dan Lugansk terbebas dari semua pertempuran. (Putun juga meminta) hentikan semua serangan terhadap wilayah Rusia, dan juga demiliterisasi dan denuklirisasi Ukraina,” jelasnya.

“Jadi atas dasar ini, perundingan perdamaian dapat dilanjutkan, tetapi kapan dan bagaimana, kami belum tahu,” tambahnya.

Saat ditanya soal pembicaraan gencatan senjata, Tolchenov mengatakan hal ini tidak akan menyelesaikan situasi antara kedua negara tetangga tersebut.

“Gencatan senjata? Gencatan senjata untuk apa? Hanya gencatan senjata tidak akan menyelesaikan situasi. Kami cukup yakin bahwa pihak Ukraina dan Barat akan menggunakan hal ini hanya untuk meningkatkan kemampuan tempur mereka. Ini berarti bahwa perang akan terus berlanjut setelah jeda,” ungkapnya.

“Gencatan senjata hanya akan tercapai jika kedua belah pihak mencari resolusi yang komprehensif, dan gencatan senjata harus menjadi langkah selanjutnya,” tukasnya.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*