
Pergerakan nilai tukar rupiah pekan lalu tampaknya tak terlalu terpengaruh dengan gonjang-ganjing panic selling. Rupiah malah menguat tajak terhadap dolar Amerika Serikat(AS).
Pada perdagangan Senin (5/8/2024) rupiah terpantau mengalami apresiasi 0,09% ke angka Rp16.180/US$, kala IHSG ambruk 3,4%.
Melansir dari Refinitiv pada pekan lalu, rupiah melejit 1,7% secara point-to-point (ptp) di hadapan dolar AS. Kenaikan rupiah terhadap dolar AS pada pekan ini menjadi yang terbaik pada tahun ini, bahkan mungkin sejak Januari 2023 lalu.
Pada pekan lalu pula rupiah berhasil kembali ke bawah level psikologis Rp 16.000/US$, tepatnya di level Rp 15.800-an.
Pada pekan ini sejumlah data dari eksternal dan internal bakal mempengaruhi gerak rupiah, seperti rilis inflasi AS, neraca dagang RI, sampai pidato sejumlah pejabat negara dalam event nota keuangan.
Inflasi konsumen dan inflasi inti konsumen AS akan rilis pada Rabu (14/8/2024). Konsensus Trading Economics memperkirakan inflasi AS tahunan akan turun 0,1 basis poin menjadi 2,9% year-on-year (yoy) pad Juli 2024 dari sebelumnya 3% yoy.
Sementara AS akan mengalami inflasi secara bulanan menjadi 0,2% setelah sebelumnya deflasi 0,1%. Inflasi inti AS diperkirakan akan menjadi 3,2% yoy dibanding bulan sebelumnya 3,3% yoy.
Berikutnya, dari Tanah Air sehari setelahnya akan rilis neraca dagang periode Juli oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Konsensus dari Trading Economics memperkirakan neraca dagang Indonesia pada Juli 2024 mengalami surplus sebesar US$1,4 miliar pada Kamis (15/8/2024). Pencapaian ini lebih kecil dibandingkan dari Juni 2024 sebesar US$2,39 miliar.
Surplus neraca berjalan ini didorong oleh penurunan impor barang modal dan penolong. Sementara itu, pendorong ekspor bulan Juni adalah eskpor industri pengolahan. Dengan demikian, nilai ekspor RI tercatat lebih tinggi, yakni sebesar US$ 20,84 miliar dan impor US$ 18,45 miliar.
Terakhir pada akhir pekan, semua perhatian masyarakat, pelaku usaha, hingga investor pekan ini akan tertuju pada event tahunan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Pada event tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan Pidato Kenegaraan pada pagi hari dan Pidato Pengantar/Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-undang (RUU) Tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 dan Nota Keuangan pada siang harinya.
Melalui Pidato Kenegaraan, Presiden Jokowi diperkirakan menyampaikan pencapaian 10 tahun pemerintahannya mulai dari politik, hukum, keamanan, hingga ekonomi.
Presiden Jokowi akan menyampaikan Pidato Pengantar RAPBN 2025. Pidato ini menjadi perhatian besar baik dari pelaku pasar ataupun pengusaha karena akan menjadi arah bagi pembangunan Indonesia ke depan.
Jokowi akan membeberkan target makro ekonomi mulai dari pertumbuhan, inflasi, nilai tukar rupiah, lifting minyak mentah dan gas, serta harga minyak mentah Indonesia/ICP untuk 2025.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dalam tren penguatan. Jika terus berlanjut, penguatan bisa menuju support terdekat di Rp15/835/US$ yang didapatkan dari low candle intraday 5 April 2024.
Sementara itu, untuk resistance atau area pelemahan yang potensi terjadi jika ada pembalikan arah bisa dicermati di posisi Rp15.960/US$ yang didapatkan dari garis rata-rata selama 50 jam atau Moving Average/MA 50.
![]() Pergerakan rupiah melawan dolar AS |