Thailand menjadi salah satu negara terpopuler sebagai tujuan wisata. Budaya, makanan ekstrim hingga pemandangan yang menakjubkan mendorong negara tersebut menjadi tujuan wisata banyak orang di belahan dunia.
Sekitar 30 juta wisatawan telah mengunjungi negara tersebut sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut mendekati target pemerintah Thailand untuk tahun ini sebanyak 36,7 juta. Pada 2019, Thailand mencatat rekor kedatangan wisatawan asing hampir 40 juta yang menghasilkan pendapatan sebesar US$60 miliar atau saat ini berkisar Rp946,5 triliun (Rp15.775/US$1).
Pemerintah Thailand pun melakukan beberapa stimulus untuk meningkatkan jumlah wisatawan tahun depan. Kabinet Thailand menyetujui dua hari libur tambahan tahun depan untuk mendorong orang bepergian selama akhir pekan panjang guna merangsang pariwisata dan mempercepat pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara.
Hari libur khusus pada 2 Juni dan 11 Agustus tahun depan yang jatuh pada hari Senin akan memungkinkan orang merencanakan perjalanan yang lebih panjang selama akhir pekan tersebut, menurut pejabat pemerintah dalam sebuah pengarahan di Bangkok pada Selasa.
Kabinet Thailand juga mendeklarasikan 2 Januari 2026 sebagai hari libur yang akan memperpanjang liburan tahun baru menjadi lima hari. Hari libur umum pada 2025 akan berjumlah total 21 hari.
Thailand yang bergantung pada pariwisata dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan hari libur tambahan untuk mendukung industri perjalanannya dan memastikan pemulihannya dari pukulan pandemi. Sektor ini menyumbang sekitar 12% dari produk domestik bruto Thailand dan hampir seperlima dari lapangan pekerjaan. Ekonomi negara tersebut telah tertinggal dari laju ekspansi negara-negara tetangganya dalam dekade terakhir, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata hanya 1,9%.
Penetapan hari libur tambahan ini juga sejalan dengan langkah pemerintahan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra untuk menetapkan tahun depan sebagai tahun pariwisata dan olahraga.