Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah hingga akhir perdagangan sesi I Jumat (4/10/2024), di tengah memburuknya sentimen global setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) kembali memanas dan ketegangan di Timur Tengah juga semakin panas.
Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG terkoreksi 0,58% ke posisi 7.500,27. Jika koreksi IHSG semakin meningkat di sesi II nanti, maka peluang IHSG turun kembali ke level psikologis 7.400 cukup besar.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,6 triliun dengan melibatkan 13,8 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 607.488 kali. Sebanyak 224 saham menguat, 322 saham melemah dan 231 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor teknologi kembali menjadi yang paling parah koreksinya dan membebani IHSG paling besar yakni mencapai 2,07%.
Sementara dari sisi saham, emiten konglomerasi Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni sebesar 10,3 indeks poin. Selain itu, ada pula saham teknologi yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang juga jadi penekan IHSG yakni sebesar 9,1 indeks poin.
Berikut saham-saham penekan IHSG pada sesi I hari ini.
IHSG kembali melemah di tengah memburuknya kembali sentimen pasar global. Hal ini setelah dirilisdnya data tenaga kerja AS terbaru yang mulai membaik dan membuat pasar khawatir bahwa pemangkasan suku bunga dapat terhambat.
Sebelumnya kemarin, data klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir 28 September 2024 meningkat dibandingkan pekan sebelumnya dan lebih tinggi dari perkiraan.
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara meningkat sebanyak 6.000 minggu lalu menjadi 225.000 yang disesuaikan secara musiman untuk minggu yang berakhir pada tanggal 28 September. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan 220.000 klaim untuk minggu terakhir.
Klaim yang belum disesuaikan turun 1.066 menjadi 180.647 minggu lalu. Namun, penurunan tersebut lebih kecil dari penurunan 5.692 yang diantisipasi oleh model yang digunakan pemerintah untuk menghilangkan fluktuasi musiman dari data.
Akibatnya, klaim yang disesuaikan secara musiman meningkat. Hanya Michigan yang melaporkan pengajuan di atas 1.000 minggu lalu.
Klaim keseluruhan berada pada tingkat yang konsisten dengan pasar tenaga kerja yang stabil, yang ditopang oleh rendahnya angka PHK.
Data tenaga kerja sangat penting bagi para pelaku pasar untuk memperkirakan langkah selanjutnya dari bank sentral AS The Federal reserve atau The Fed setelah Chairman Jerome Powell mengisyaratkan pemangkasan suku bunga akan berlanjut sampai akhir tahun.
Namun, pemangkasan akan dilakukan secara bertahap dan tidak akan mencapai 50 basis points (bps) masing-masing pada November dan Desember.
Pernyataan Powell mengecewakan pelaku pasar yang berharap The Fed akan tetap agresif dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan datang dengan memangkas 50 bps.
Perangkat CME FedWatch memperlihatkan sebanyak 47,9% pelaku pasar berekspketasi suku bunga Teh Fed sudah di angka 4,00-4,25% pad Desember mendatang. Artinya, mereka berharap ada pemangkasan sebesar 75 bps.
Sementara itu pasar masih memiliki risiko dari lanjutan konflik antara Iran dan Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Iran akan “membayar mahal” atas serangan misil yang dilancarkan terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024) malam. Di sisi lain, Teheran menegaskan bahwa setiap pembalasan akan disambut dengan “kehancuran besar,” meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang yang lebih luas di Timur Tengah.